Rabu, 23 Oktober 2013

PTK KE-1 MGMP BAHASA INGGRIS Bandung barat



MGMP BAHASA INGGRIS GUGUS 03 KABUPATEN BANDUNG BARAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi penggunaan
“ tobe “ dan “ Verb Past



A.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan ,menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab, untuk mengembangkan fungsi tersebut, pemerintah menyelenggarakan suatu pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nasional harus mampu menjalin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi managemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 ( Sembilan ) tahun. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi managemen pendidikan dilakukan melalui penerapan managemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Implementasi UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dijabarkan kedalam sejumlah Peraturan antara lain Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ( SSN ). Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan dengan Standar Kompetensi Pendidikan, yaitu Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidikan Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
-     Selama ini ada anggapan bahwa Bahasa Inggris itu susah. Ketika di sekolah diajarkan Bahasa Inggris yang sering kita pusingkan adalah tenses. Siswa sering tidak mengerti dan bingung mengenai tenses dan menganggap sangat susah untuk menguasai tenses.
-     Hal tersebut mendorong siswa untuk tidak aktif, kreatif, dan produktif terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris, tetapi akan membebani siswa saja, akibat yang lebih parah lagi munculnya anti pasti terhadap pengajar Bahasa Inggris, karena dianggap menyusahkan dan tidak bermanfaat bagi dirinya. Jadi jelas bahwa yang penting dalam pegajaran Bahasa Inggris adalah bagaimana menanamkan pemahaman dan aktivitas siswa terhadap materi Bahasa Inggris.
-     Tentu saja untuk mencapai tujuan pengajarana Bahasa Inggris yang maksimal dan bermakna tersebut tidak pernah lepas dari peranan komponen-komponen proses belajaar mengajar secara integral dan menyeluruh yaitu tujuan, guru, siswa, bahan, kegiatan belajar mengajar ( KBM ), media serta penilaian ( evaluasi ), ketidak adaan atau tidak terpenuhinya saah satu komponen pengajaran yang dimaksud tentu akan mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran yang diharapkan.
-     Seperti yang telah diajarkan di atas, salah satu komponen yang ada dalam proses belajar mengajar adalah metode pembelajaran, ketepatan dan kesesuaian guru dalam memilih metode pengajaran akan membantu tercapainya tujuan pengajaran, berdasarkan kenyataan itu, penulis mencoba untuk menerapkan model pembelajaran STAD yang dapat digunakan sebagai metode pengajaran Bahasa Inggris.
-     Metode pengajaran Bahasa Inggris berdasarkan model pembelajaran STAD menurut Badeni ( 1990; 7 ) dari pembelajaran kooperatif dapat ditemukan beberapa hal  yang baik diperoleh siswa apabila menggunakan pembelajaran-pembelajaran kooperatif, antara lain sebagai berikut :
1.    Keahlian kemampuan dan strategi berpikir kritis motivasi untuk belajar
2.    Beprestasi lebih banyak dan kualitas lebih tinggi dalam tugas berdasarkan hal di atas, penulis menyajikan model pembelajaran STAD. Jenis penelitian yang penulis maksud adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam menggunakan kata kerja dan tobe, past melalui pembelajaran model STAD. Di kelas 7D SMP Negeri 1 Cikalongwetan.

B.    Rumusan Masalah dan Pemecahannya
-       Rumusan masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
1.    Apabila model pembelajaran STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan kata kerja dan tobe past tense ?
2.    Bagaimana proses peningkatan keterampilan menggunakan kata kerja dan tobe past melalui model pembelajaran STAD ?
3.    Seberapa besar peningkatan keterampilan menggunakan kata kerja dan tobe past dalam Bahasa Inggris melalui model pembelajaran STAD ?

-       Penelitian masalah penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai upaya pemecahan masalahnya melalui proses pembelajaran melalui proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD, siswa dianggap meningkat hasil belajarnya, apabila semua siswa mencapai nilai sama atau lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ).

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah   :
1.    Untuk mengetahui efektifitas Model Pembelajaran STAD pada pembelajaran penggunaan tobe dan verb past.
2.    Untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa dalam materi keterampilan menggunakan tobe dan verb dalam kalimat berbentuk lampau.
3.    Untuk memberikan pengalaman nyata yang dapat merangsang aktivitas siswa pada proses pembelajaran.

D.    Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.    Bagi siswa
a.    Meningkatkan motivasi belajar siswa
b.    Meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi penggunaan tobe dan verb past
c.    Proses pembelajaran Bahasa Inggris menjadi menarik karena adanya kerja sama dalam tim
d.    Siswa aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.


2.    Bagi guru
a.    Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran sehingga lebih professional
b.    Meningkatkan kualitas pembelajaran
c.    Memperbaiki proses pembelajaran Bahasa Inggris

3.    Bagi sekolah
a.    Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah.
b.    Memberikan kontribusi dalam mengembangkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kemajuan sekolah.
c.    Meningkatkan kompetensi lulusan
d.    Meningkatkan prestasi sekolah.

4.    Bagi dinas
a.    Meningkatkan prestasi pendidikan di Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat
b.    Meningkatkan professional guru yang ada  di Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat.

1.1.      KAJIAN PUSTAKA

A.     1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu suatu bahan pembelajaran artinya belajar belum selesai apabila salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran ( Lundegren, 1994;5).
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah :
1.    Siswa dalam bekerja kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan materi pembelajaran.
2.    Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3.    Bila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin berbeda.
4.    Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu
Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu dipicu oleh kelompoknya ( Lundegren, 1994 ). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya 3 tujuan pembelajaran ( Arn, 1997 ) yaitu :
1.    Kemampuan akademik
2.    Penerimaan perbedaan individu
3.    Pengembangan keterampilan sosial     
Berdasarkan hasil penelitian Thomson ( Slavin, 1995 dalam Tim Urge, 1997 ) pembelajaran kooperatif mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.    Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
2.    Meningkatkan rasa harga diri
3.    Memperbaiki sikap terhadap materi, guru dan sekolah
4.    Memperbaiki kehadiran
5.    Saling memahami adanya perbedaan individu
6.    Mengurangi konflik antar pribadi
7.    Mengurangi sikap apatis
8.    Memperdalam pemahaman
9.    Meningkatkan motivasi
10. Meningkatkan hasil belajar
11. Memperbesar retensi
           
2. Keterampilan Kooperatif
Menurut Lundegren ( 1994;22-26 ) pembelajaran kooperatif tidak menyajikan materi saja,, tetapi siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan individu yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif berfungsi melancarkan proses kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengemukakan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok selana kegiatan. Keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut antara lain :
1.    Keterampilan kooperatif tingkat awal
a.     Menggunakan kesepakatan
b.     Menghargai kontribusi
c.      Mengambil giliran dan berbagi tugas
d.     Berada dalam kelompok
e.     Berada dalam tugas
f.       Mendorong partisipasi
g.     Mengundang orang lain untuk berbicara
h.     Menyelesaikan tugas pada waktunya
i.       Menghormati perbedaan individu

2.    Keterampilan tingkat menengah
a.     Menunjuk penghargaan
b.     Mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang 
      dapat diterima
c.      Mendengarkan dengan aktif
d.     Membuat ringkasan
e.     Menafsirkan
f.       Mengatur dan mengorganisir
g.     Menerima tanggung jawab
h.     Mengurangi ketegangan

3.  Keterampilan tingkat mahir
a.    Mengelaborasi
b.    Memeriksa dengan cermat
c.    Menanyakan kebenaran
d.    Menetapkan tujuan
e.    Berkompromi

3. Tahap-tahap Pembelajaran Kooperatif
pada dasarnya pembelajaran kooperatif memiliki 6 langkah utama ( Raen, 2000 ) yaitu :
1.     Fase 1, pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa untuk belajar
2.     Fase 2, menyajikan informasi dalam bentuk demonstarsi atau melalui bahan bacaan.
3.     Fase 3, mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar
4.     Fase 4, membimbing kelompok bekerja belajar
5.     fase 5, evaluasi tentang apa yang sudah dipelajari sehingga masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
6.     Fase 6, memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu.
4.    Macam-macam Pembelajaran Kooperatif
Menurut Blosser (1992), Slavin (1997), Aren (2000) beberapa pembelajaran kooperatif yaitu :
1.    Student Team Achievement Division ( STAD )/ kelompok siswa berprestasi dalam tim
2.    Team Game Tournament (TGT)/ pertandingan dalam kelompok permainan
3.    Jigsaw
4.    Penyelidikan kelompok
5.    Think Pair Share/ berpikir berpasangan
6.    Numbered Head Together (NHT)/ berfikir bersama secara penomoran.

5.    Tahapan Pelaksanaan/Sintak model pembelajaran 
1.    Persiapan Materi dan Penetapan siswa dalam Kelompok
Sebelum menyajikan harus menyiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif.
kemudian penetapan siswa dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 orang dilakukan dengan heterogenitas dapat berdasar pada :
a.    Kemampuan akademik ( pandai, sedang dan rendah ) yang didapat dari hasil akademi ( skor awal ) sebelumnya. Perlu diingat pembagian ini harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat orestasi seimbang.
b.    Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan, bawaan sifat ( pendiam dan aktif ) dan lain-lain.

2.    Penyajian materi Pembelajaran, ditekankan pada hal-hal sebagai berikut :
a.    Pendahuluan
Disini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang kata kerjandan tobe yang biasa digunakan dalam kalimat berbentuk lampau.
b.    Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi sesuai dengan yang akan dipelajari siswa dalam kelompok, disini siswa belajar untuk memahami bagaimana menggunakan kata kerja dan tobe past dalam belajar bahasa Inggris
c.    Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam mengerjakan soal, menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan suatu masalah agar siswa selalu siap, dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.


3.    Kegiatan kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru membrikan bantuan dengan memperjelas perintah, mereview konsep dan menjawab pertanyaan.

4.    Evaluasi
Dilakukan selama 45-60 menit secara menadiri untuk menunjukan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumabngkan sebagai nilai perkembangan kelompok.

5.    Penghargaan Kelompok
Dari hail nilai perkambnagan maka pengahargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat, dan super.

6.    Perhitungan ulang skor awal dan Pengubahan Kelompok
Suatu periode penilaian (3-4 Minggu ) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
Keunggulan Pembelajaran Kooperatif STAD
Menurut  Badeni ( 1990:7 ) dari pembelajaran kooperatif dapat ditemukan hal yang baik diperoleh siswa, antara lain :
1.    Keahlian kemampuan dan strategi berfikir kritis dan motivasi untuk belajar.
2.    Berpartisivasi lebih banyak dan kualitas tugas lebih tinggi
3.    Bekerja secara kooperatif dalam mencapai tujuan.
4.    Lebih memiliki sikap-sikap yang positif yang bermanfaat untuk bekerja sama secara efektif dengan tema, guru dan juga terdhadap isi anteri pembelajaran.
5.    Lebih berkemampuan dalam menyatakan dan mendiskusikan ide mereka di tempat umum
6.    Memiliki minat dan kemampuan lebih besar untuk berpartisipasi dlam akademik studi
7.    Pada pembelajaran model STAD, semua siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar dan lebih mudah mengingat mata pelajaran dan dapat mengefektifkan belajar siswa.

B.    Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar
Hasil belajar merupakan suatu konsep yang sifatnya umum yang didalamnya terdapat apa yang disebut prestasi belajar. Hasil belajar dan prestasi belajar merupakan dua hal yang erat kaitannya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 1997:700 ) “ Prestasi belajar adalah sebagai tingkat penguasaan ke mata pelajaran, lazimnya ditunjukan oleh nilai tes atau kerangka nilai yang diberikan “.

C.    Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah penggunaan kata kerja dan tobe bentuk lampau, yaitu :
1.    Tobe
tobe yang digunakan dalam kalimat berbentuk lampau adalah “ was dan were “.
-            “ was “ digunakan untuk subjek tunggal, yaitu :
I, she, he, it, Budi
-            “ were “ digunakan untuk subjek jamak, yaitu :
you, we, they, Budi dan Ani

2.    Kata Kerja ( Verb )
Kata kerja (Verb) yang biasa digunakan dalam kalimat berbentuk lampau adalah “ verb past “ atau biasa disebut kata kerja ke-2

D.    Temuan dan Analisis
Berdasarkan masalah  -masalah yang ditemukan baik masalah awal sebelum dilakukan tindakan  maupun masalah yang ditemukan selama proses pembelajaran “ penggunaan tob dan kata kerja dalam bentuk past tense “.
Maka pada akhirnya diketahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa sehingga penulis dan tim PTK berpendapat untuk membuat, memperbaiki, dan melengkapi rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi tersebut pada pelaksanaan tindakan berikutnya
1.2.      PELAKSANAAN PENELITIAN

A.     Metode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian diperlukan metode yang tepat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian eksperimen, yaitu metode dengan mengadakan percobaan untuk melihat suatu hasil yang bertujuan pada penemuan faktor-faktor  penyebab dan akibat dari suatu tindakan ( Winarto, 1990:139-149 ).
Metode penelitian eksperimen sangat tepat untuk penelitian yang dilakukan penulis karena penelitian akan mencoba suatu model pembelajaran STAD dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain tunggal. Ini berarti bahwa penulis memiliki sekelompok subjek untuk dikenali perlakuan khusus dalam waktu tertentu. Desain penelitian ini tergambar seperti berikut ini :
Pretest
( T.1 )
Treatment
X
Post test
( T.2 )
O1
X
O2

Desian Penenlitian Tunggal
Sebelum model pembelajaran STAD dilakukan, penulis mengukur kemampuan siswa sebelum dan sesudah model pembelajaran STAD dilakukan.

B.    Lokasi dan waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian dilakukan di kelas 7D SMP Negeri 2 Cikalongwetan Semester 2 Tahun Pelajaran 2011 – 2012.

C.    Subjek Penelitian
Yang menjadi Subjek Penelitian adalah peserta didik kelas 7D SMP Negeri 2 Cikalongwetan semester 2 yang berjumlah 35 orang.

D.    Rencana dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas          ( PTK ), penelitian adalah penelitian dalam bentuk pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian ini merupakan model khusus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan yaitu siklus untuk mencapai hasil yang meningkat. Siklus ini terdiri dari berbagai tahap, yaitu perencanaan tindakan, perlaksanaan tindakan, observasi dan refleksi ( Kemmis dan Taggart dalam Kasbolan, 1998/1999 ) tahapan tersebut digambarkan sebagai berikut   :














































Identifikasi masalah
 

Observasi awal
 
Rencana tindakan
 
Rencana tindakan
 

Refleksi
 

Observasi awal
 
Pelaksanaan Tindakan
( Siklus 1 )
 

Refleksi
 



Hasil
 
Observasi
 



Pelaksanaan Tindakan ( Siklus 2 )
 




1.     Perlakuan Penelitian
Dalam penelitian ini guru melakukan berapa tindakan untuk mencapai kompetensi yang meningkat. Penelitian ini terdiri dari dua siklus,kedua siklus ini menggunakan model pembelajaran STAD dalam proses pembelajarannya. Pada siklus pertama bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep,ndilakukan evaluasi pada akhir pembelajaran dengan beberapa soal mengandung aspek kognitif, sedangkan untuk mengetahui kompetensi dilakukan tes.

Pada siklus kedua, selain menggunakan metode pembelajaran STAD, juga menggunakan metode eksperimen dalam proses pembelajaran yaitu untuk mengetahui sikap kerja sama siswa. Selain menggunakan evaluasi dalam bentuk soal, guru juga dapat memberikan tindakan stimulus kepada siswa yang menggunakan lembar kerja yang berhubungan dengan materi untuk mempermudah siswa memahami konsep. Selain itu juga, guru memberikan stimulus melalui Tanya jawab  secara lisan untuk merangsang siswa berani dan mampu menjelaskan materi atau informasi melatih keterampilan berkomunikasi siswa dengan baik.

2.     Perencanaan umum langkah tindakan
a.      Tindakan tahap awal
Penganalan judul, penyampaian indikator dan motivasi
b.      Tindakan tahap pengembangan
Metode pembelajaran STAD
c.      Tindakan penjelasan konsep
Prosentase dan diskusi kelas

3.     Implementasi langkah tindakan
a.  Guru melaksanakan KBM sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b.  Guru mengkondisikan kelas agar mampu berinteraksi dengan optimal terhadap tahapan-tahapan pembelajaran.
c.   Anggota PTK yang lain melakukan observasi secara cermat, dengan menggunakan instrumen observasi yang disepakati bersama.
Monitoring implementasi dan efeknya
a.     Dilaksanakan berdasarkan hasil observasi dan temuan, dengan demikian langkah tindakan berkaitan dengan keberhasilan dan kekurangan pada setiap tindakan yang dilakukan
b.     Mencari penyelesaian untuk mengatasi tindakan-tindakan yang dianggap belum berhasil
c.      Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tindakan berikutnya.

4.         Penjelasan kegagalan dalam implementasi
a.     Setelah pelaksanaan tindakan maka akan ditemukan adanya kekurangan / kegagalan / kendala dalam melaksanakan KBM.
b.     Kendala atau kegagalan yang ada akan diperbaiki dan dicari solusi pada siklus berikutnya.
c.      Guru dan tim PTK membuat, memperbaiki, dan melengkapi rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menitik beratkan kepada masalah yang belum terselesaikan.

5.         Penilaian proses hasil pembelajaran
Penilaian proses hasil pembelajaran pada Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengana cara menginpentarisasi dan mengoreksi data peetest dan postest. Nilai rata-rata antara preetest dan postest dibandingkan dengan menggunakan patokan acuan penilaian ( PAN ) skala 10.
Pretest dan Post Test
Pretest
Complete the sentence with “ was” or “ were “
1.    I _______ a baby in 1990
2.    They _____ Element students 2 year ago
3.    She ____ for last month
4.    He _____ sick yesterday
5.    Shelly ____ happy to have gife from you
6.    His mother _____ young and shince 1970
7.    Mr. Rahmat ____ angry just now
8.    You ____ a very delligent
9.    my chicken ____ dead last week
10. Tiara and Soni _____ good friend


Post test
Change the verbin the bracket in to “ past form “
1.     They ( go ) for picnic yesterday
2.     Mr. Bob ( tell ) us to study hard two days ago
3.     I ( listen ) to the radio last night
4.     She ( do ) home work last night
5.     My uncle ( play ) Badminton last week

Tidak ada komentar:

Posting Komentar